Kebebasan Sang Anak Terbelenggu
Gimana rasanya kalo jiwa dan pikiran kita terbelenggu oleh berbagai kepentingan orang lain? Gimana rasanya kalo kita dipaksain ngelakuin sesuatu, tetapi di sisi lain jiwa dan hati gak mau menerima karena berbagai alasan. Misalnya karena dicurangin, dimanfaatin, diisengin atow alesan lain yang masih klise alias belom jelas kebenarannya. Kalo lagi begitu, rasanya kita pingin lari dari kenyataan. Nah, itu merupakan bukti bahwa manusia butuh kebebasan. Dalam masalah cinta, pekerjaan, keyakinan, atow menentukan pasangan hidup, kebebasan tetap diperlukan.
Alangkah egoisnya, alangkah gak bijaksananya jika sebuah keluarga maksain anaknya untuk menikah dengan orang yang 100% gak ia cintai. Fenomena kolot seperti ini masih kerap terjadi di masyarakat kita. Orang tua seperti ini berkeyakinan, hidup anaknya akan bahagia karena telah dipilihkan dengan pasangan yang menurutnya baik.
Alangkah egoisnya, alangkah gak bijaksananya jika sebuah keluarga maksain anaknya untuk menikah dengan orang yang 100% gak ia cintai. Fenomena kolot seperti ini masih kerap terjadi di masyarakat kita. Orang tua seperti ini berkeyakinan, hidup anaknya akan bahagia karena telah dipilihkan dengan pasangan yang menurutnya baik.